Penyebab Stunting

Tanggal:

2021-12-19

Jam:

14:01:31

REMAJA BERGERAK - Stunting tak hanya menyangkut gizi, namun merupakan wujud dari adanya permasalahan yang lebih kompleks yang terjadi di 5 fase kehidupan seseorang, yaitu sebagai berikut:

  • Fase remaja Kelihatannya jauh sekali menghubungkan stunting pada anak dengan fase remaja. Kenyataannya, banyak kasus stunting yang berawal dari adanya masalah di fase remaja calon orang tua, seperti: anemia pada remaja putri (karena menstruasi) yang tak segera diatasi, kurang gizi karena diet yang tak tepat, faktor ekonomi, dan pola makan tak sehat, juga media sosial dan pertemanan dalam membentuk citra tubuh ideal, serta kehamilan tak diinginkan dan pernikahan dini. Di sini pengaruh orang tua sang remaja sangat besar, terkait pola asuh dan kebiasaan makan, juga cara pandang tentang pernikahan dan masa depan. Pernikahan dini bisa menjadi “lingkaran setan” penyebab stunting karena ketidaksiapan fisik dan mental remaja untuk melakukan asah, asih, asuh pada anak mereka.
  • Fase prakonsepsi (menjelang pernikahan) Masa sebelum pembuahan merupakan masa yang penting bagi cikal bakal kondisi kesehatan janin kelak. Kurangnya pengetahuan, kesibukan bekerja, kebiasaan merokok, dan pola makan tak sehat sebelum menikah dapat membuat kualitas sperma dan sel telur tak prima. Untuk ini, idealnya calon pengantin sudah dalam keadaan sehat minimal 3 bulan sebelum pembuahan. Pada fase pranikah ini pula, perencanaan keluarga sering terlewat. Akibatnya, pasangan muda rentan “kesundulan” dan pontang-panting membesarkan dua balita sekaligus. 
  • Fase kehamilan Saat hamil, janin memperoleh asupan nutrisi untuk tumbuh kembangnya hanya dari ibu. Sayangnya, ibu hamil sering mengalami mual muntah di awal kehamilan sehingga asupan makanan berkurang. Kontrol kehamilan yang tak rutin juga rentan membuat ibu tak bisa memantau kondisi janin. Ini belum termasuk ibu hamil yang masih menyusui anak sebelumnya, sehingga nutrisi yang dikonsumsi harus dibagi 3 (untuk ibu, anak, dan janin). Jika ibu kurang gizi, janin pun berisiko terganggu pertumbuhannya di dalam kandungan, sehingga berisiko mengalami stunting sejak lahir.
  • Fase menyusui Pada enam bulan pertama, ASI menjadi sumber utama gizi bayi. Namun, berbagai tantangan yang muncul seperti ASI sedikit, harus bekerja, tak ada dukungan keluarga, rentan membuat ibu berhenti menyusui. Ibu menyusui yang kekurangan gizi dan bayi yang tak mendapan ASI bisa menyebabkan bayi kekurangan amunisi untuk tumbuh kembangnya.
  • Fase orang tua muda (dengan anak usia 0-59 bulan) Setelah ASI eksklusif, asupan nutrisi bergantung pada makanan padat yang dikonsumsi anak. Jika orang tua tak memiliki pengetahuan mengenai pola makan yang sehat, bayi dan balita rentan mengalami kekurangan gizi yang berujung stunting